Berpetualang dalam menyelesaikan skripsi di Fasilkom UI
2021-03-18 | Last updated: 2025-08-02
22 min read
Yay, mulai makin konsisten nulis blog. Mumpung masih nganggur dan decide buat pensi main game lagi (sampai next season xD), akhirnya bisa mulai nulis-nulis lagi buat menghilangkan kebosanan. Buat blog kali ini, aku bakal bahas tentang petualanganku mengerjakan skripsi di Fasilkom UI, mulai dari alasan buat ngambil skripsi sampai akhirnya kelar.
Sedikit konteks terlebih dahulu. Buat yang mungkin belum tau, harusnya sih udah tau la ya, aku mahasiswa Fasilkom UI angkatan 2017. Jadi kalo di Fasilkom UI itu setidaknya untuk angkatan 2017 ke bawah, skripsi itu tidak jadi mata kuliah wajib yang harus diambil untuk lulus, syarat lulus di Fasilkom UI itu hanyalah sudah mencapai 144 SKS. Jadinya skripsi itu opsional buat mahasiswa.
"Terus karena opsional, kenapa kamu ambil?", "Biasa, semangat anak muda.". Yah, mungkin itu jadi salah satu alasan buat aku ngambil skripsi, tapi masih ada penjelasan lain yang akan dibahas di bawah ini.
Mengambil Skripsi
Mengikuti tradisi sebelumnya, tentu saja ada kating-kating yang dari awalnya sudah bilang "Jangan ngambil skripsi, ga guna, di dunia kerja ga terlalu dipakai juga, kecuali kalau kamu mau S2, itu pun ga wajib skripsi juga kalau mau ngambil S2." Kurang lebih begitulah, keputusan dalam mengambil skripsi itu harus dipikir juga, apakah skripsi ini akan bermanfaat nanti kedepannya atau malah guna menyiksa diri tanpa memberikan pengaruh apapun.
Lanjut ke liburan di antara semester enam dan semester tujuh. Suatu hari tanpa hujan tanpa angin, teman shitpost ku mempost sebuah tweet di twitternya. Begini isi tweetnya.

Sebagai orang yang sangat mudah terpengaruh dan kiasu. Tentu saja aku langsung memikirkan kembali keputusan untuk mengambil skripsi. Hal pertama yang kulakukan adalah mengajak orang-orang lain buat mengambil skripsi (biar ga sendirian, ingat fairuzi hanya teman shitpost ku :( dan tukang carry NLP juga sih). Aku coba tanya ke Nida dan juga Jojo. Ternyata Nida juga bilang ia akan ngambil skripsi. Tentu saja hal ini membuatku sudah hampir yakin 100% buat ngambil skripsi. Jojo setelah aku tanya dan juga bujuk-bujuk buat ngambil skripsi tetap bersikukuh buat ga ngambil skripsi. Gila keren banget cowo kayak gini, buat cewe-cewe mumpung Jojo masih open, bisa tuh, IPK tertinggi juga mantap parah.
Balik ke permasalahan, setelah cukup meyakinkan diri untuk mengambil skripsi, sekarang harus memikirkan jawaban dari pertanyaan orang ke aku "Kenapa mau ambil skripsi?". Setelah brainstorming, jawabannya cukup simpel, yaitu aku mengambil skripsi agar semakin yakin buat ga ngambil S2. Sebenarnya permasalahan S2 ini sangat menarik sih, dulu sebelum aku kuliah, setidaknya sebelum skripsi aku mengira S2 itu tidak sesulit itu, karena kebanyakan orang di S2 IPKnya tinggi-tinggi (lebih banyak yang dapat IPK 4 dibanding sarjana). Tapi setelah melihat orang-orang yang S2, orang-orang yang S2 adalah orang-orang yang rajin dan juga minat di bidang penelitian. Berbeda dengan orang-orang S1 yang backgroundnya sangat luas menyebabkan nilai yang jauh lebih variatif dibandign S2.
Sekarang setelah semua preparasi tentang skripsi sudah siap, sudah memantapkan niat dan tekad. Tapi ada satu hal lagi yang belum dibahas. "Skripsinya mau topik apa?!!". Sebenarnya ini permasalahan yang menarik karena kasusnya jarang, apakah biasa orang mendecide untuk memilih skripsi dulu atau mencari topik skripsi dulu. Karena ga banyak fakultas yang menjadikan skirpsi sebagai opsional, maka pertanyaan ini sedikti sulit.
Balik lagi ke topik, jadi dimulai lah mencari topik skripsi yang diminati. Sebenarnya dari awal sudah ada sedikit insight tentang topik skirpsi yang akan dipilih yaitu kemungkinan besar sekitaran di dunia machine learning ataupun deep learning. Lebih dari itu secara pendalaman di dunia deep learning biasanya ada 2 bidang yang cukup sering diteliti yaitu Pengolahan Citra (pengcit) (Computer Vision) ataupun Pengolahan Bahasa Manusia (Natural Language Processing (NLP)). Kebetulan aku sudah mengambil kedua mata kuliah peminatan tersebut dan aku lebih suka pengcit dibanding NLP. Alasannya sebenarnya aneh tapi simpel, menurutku citra itu jauh lebih universal dari NLP dimana NLP akan sangat berpengaruh pada bahasa yang digunakan, tapi citra pada NLP itu universal dan tidak terbatas dengan bahasa yang digunakan.
Setelah meyakinkan diri untuk mengambil topik pengolahan citra, sekarang saatnya mencari cara. Karena dulu aku sudah pernah mengambil kelas pengolahan citra dan dosen yang mengajar waktu itu adalah Bu Mia. Maka beliau sudah menjadi salah satu pilihan sebagai dosen pembimbing. Kebetulan sekali waktu itu di forum TA ada lowongan topik TA bidang pengolahan citra dan kebetulan juga yang membuka lowongan tersebut adalah Bu Mia. Tanpa pikir panjang, maka aku langsung mencoba menghubungi Bu Mia. By the way, bagi mungkin mahasiswa angkatan bawah yang berencana mengambil skripsi, kalian sebenarnya dapat mencari topik skripsi dengan mudah dengan meliaht di forum KP-ST-TA yang ada di scele, mungkin beberapa mahasiswa ada yang tidak tau soal forum ini.

Setelah mengirimkan surel ke Bu Mia, dalam waktu kurang lebih 20 menit sudah dapat balasan, isinya lebih ke diskusi lebih lanjut mengenai skripsi ini dengan Bu Aruni (dosen pembimbing satu lagi). Setelah menentukan waktu untuk memulai meeting daring bersama Bu Mia dan Bu Aruni, aku coba mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan coba membaca-baca tentang ketiga topik lowongan yang diberikan. Setelah membaca dan mempertimbangkan, aku merasa aku lebih tertarik di bidang Depth and 3D estimation karena terdengar cukup menarik, apalagi idenya adalah seperti mentransformasikan benda 2 dimensi menjadi 3 dimensi yang mana mustahil (tak hingga banyaknya kemungkinan) seperti yang telah dipelajari di aljabar linear.
Kemudian meeting dimulai, di meeting tersebut Bu Mia dan Bu Aruni membahas sedikit tentang ide masing-masing topik yang tersedia, penjelasan mengenai scattering media. Setelah itu melakukan diskusi lebih lanjut tentang ketertarikanku dalam memilih topik apa, dan terakhir aku diberi waktu 1 minggu lagi buat setidaknya memikirkan apakah sudah mantap untuk mengikuti skripsi atau tidak dan diberikan 2 paper bacaan sebagai tugas biar setidaknya mengerti kira-kira bakal melakukan riset seperti apa.
Walau dikasih waktu 1 minggu buat nentuin, aku juga udah bilang kalau kemungkinan besar tetap bakal skripsi. Memang berprinsip kukuh sama hal ini, sambil nunggu waktu 1 minggu, sambil coba juga baca-baca paper. Dulu sudah pernah ada pengalaman dalam baca-baca paper-paper waktu di mata kuliah Metodologi Penelitian & Penulisan Ilmiah, dimana ada tugas review paper dan membaca paper. Dan aku bisa bilang ke diriku sendiri kalau aku bukan orang yang kuat baca paper. Liat paper dikit langsung ngantuk. Memang cocok jadi obat tidur. Teksnya yang terlalu banyak, bahasa yang sulit dimengerti dan notasi-notasi matematika yang bertebaran dimana-mana menjadi momok.
Setelah 1 minggu, akhirnya aku menjawab untuk tetap melanjutkan skripsi melalui email. Membahas sedikti mengenai paper yang dibaca dan sangat kesulitan dalam mengerti rumus-rumus matematika yang digunakan. Dengan jawaban iya ini, maka dimulai lah petualanganku dalam mengerjakan skripsi.
Mengerjakan Skripsi
Terdapat 4 mahasiswa bimbingan Bu Mia dan Bu Aruni dalam topik scattering media ini, 2 mahasiswa S1 yaitu aku dan kak Jowin serta 2 mahasiswa S2 yaitu kak Cahyo dan kak Nazifa. Jadi kami beremapt ini masuk dalam 1 grup WA bareng Bu Mia dan Bu Aruni buat diskusi-diskusi soal skripsi maupun tesis karena topik kami semua masih berkecimung di bidang scattering media.
Meeting pada awalnya dilakukan 2 minggu sekali di hari Selasa, di meeting ini, masing-masing mahasiswa bakal menjelaskan apa yang telah dikerjakan dalam 2 minggu dan kira-kira apa yang akan dikerjakan dalam 2 minggu kedepan. Biasanya di meeting ini, aku cuma terpukau melihat kerjaan Kak Cahyo yang kayak baru beberapa pertemuan pertama tapi modelnya udah jadi :O udah ada hasilnya dan masih banyak lagi menyebabkan aku makin insyekur. Sedangkan aku sendiri di beberapa pertemuan pertama hampir dibilang nihil hasilnya.
Topik awal skripsiku itu masih berbentuk Depth estimation dari citra scattering media dengan deep learning. Karena masih awal banget, jangakauannya masih luas banget dari topik ini dan jadinya masih fleksibel juga.
Karena topiknya yang terlalu luas sendiri, aku sendiri bingung bagaimana mulai mencarinya, pas awal-awal aku coba sebanyak mungkin membaca paper bahkan aku sampai membuat sheet yang isinya paper yang telah aku baca. Tapi mostly aku jatuhnya cuma centang-centang sudah baca aja, walau sebenarnya ga ngerti. Sudah baca tapi ga ngerti karena memang banyak banget hal-hal baru yang dipelajari dan tak sanggup dicerna. Misal tentang topikku sendiri yaitu scattering media. Ini bukan topik yang pernah dipelajari di kelas atau di kuliah (paling kesenggol dikit doang). Jadinya aku harus ngertiin fundamental dari hal itu dahulu. Tapi nyari resource buat ngertiin itu juga rasanya masih kurang.
Saatnya context time, jadi sedikit konteks mengenai scattering media bagi yang belum tau mungkin, jadi scatering media secara simpel (mohon ingat ini dibuat sesimpel mungkin biar ga perlu blog ini jadi skripsiku :() dapat diartikan sebagai citra-citra yang bermasalah karena adanya scattering. Ada 2 jenis citra yang seperti ini yaitu citra berkabut atau citra bawah air.
Permasalahan pertama yang kualami dalam mencari mengenai riset ini adalah tentu saja seperti kebanyakan permasalahn deep learning (DL) lainnya adalah mencari dataset. Yup, mencari dataset itu susah banget ternyata. Karena kalau kita mencari dataset dari topik maka siap-siap lah dikecewakan. Biasanya scattering media atau setidaknya jenis-jenis scattering media yang dikerjakan oleh teman-teman sebimbinganku semuanya menggunakan jenis scattering media berkabut. Tapi karena aku tak menemukan dataset mengenai citra berkabut karena dataset yang kubutuhkan tentu saja harus mengandung citra berkabut ditambah dengan peta relatif kedalamannya karena topik skripsiku tentang depth estimation. Jadinya topik skripsiku jatuh seputar scattering media pada citra bawah air.
Sebenarnya mungkin-mungkin saja untuk membuat dataset sendiri. Misalkan kita ingin membuat citra berkabut, dengan persamaan yang telah tersedia, kita dapat mensimulasikan efek kabut tersebut ke dalam citra yang kita masukkan. Bahkan sudah ada dataset citra ini dalam jumlah yang cukup banyak. Tetapi karena permasalahan yang menggunakan citra artifisial ini sebelumnya sudah pernah menjadi paper Bu Mia, dan Bu Mia ingin mencoba bagaimana kalau kita mencoba citra asli bukan citra artifisial jadilah penggunaan data artifisial ini tidak bisa digunakan.
Jadilah selama hampir 3 bulan sejak skripsi dimulai sekitar Bulan Agustus, hingga pertengahan Bulan November baru ada ketetapan dataset. Yap benar sekali 3 Bulan, jadi selama 3 Bulan ini aku ngapa-ngapain aja? Begini

Perhatikan bahkan setelah penetapan dataset ini sendiri, disini aku sudah mencoba membuat topik skripsi sementara yaitu kurang lebih mengenai perbandingan "cGAN vs pix2pix" itu adalah 2 model berbeda yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Perl u diingat kembali bahwa deadline pengumpulan laporan skripsi ini adalah awal Januari itu pun setelah diundur dari yang sebelumyna di pertengahan Desember. Sehingga waktuku untuk mengerjakan Skripsi tinggal 1.5 bulan dari saat ak menentukan secara fix dataset yang digunakan.
Balik lagi ke pertanyaan awal, jadi selama 3 bulan ini ngapain aja? Karena pertemuan yang 2 minggu sekali, ini membuatku sedikit menjadi procras, selain itu sebenarnya permasalahan yang sulit dari mengerjakan skripsiku bagiku adalah kembali ke permasalahan yang sudah kubilang berkali-kali di blog ini. Karena topik yang terlalu luas, sangat kesulitan dalam memilih yang mana. Misalkan pada awalnya aku berpikir topik skripsiku adalah membuat model baru yang lebih baik dibanding model-model yang telah ada pada permasalahan estimasi kedalaman dalam citra bawah air. Tapi itu adalah pemikiran yang terlalu optimis, bagaimana mungkin bisa buat model baru, sedangkan aku sendiri baru mulai bermain-main dengan GAN saat skripsi ini dan masih banyak ekuasi yang bahkan pada model yang telah ada belum ku mengerti. Mungkin salah satu pemikiran optimisku juga yang membuat progress skripsiku cukup terlambat.
Sehingga berakhirlah Bulan September dan Oktoberku hanya untuk belajar bagaimana menjalankan (yup menjalankan bukan mengerti) model-model yang tersedia dan melakukan riset terhadap dataset. Selain itu juga banyak kesalahan-kesalahan bodoh yang kulakukan, mungkin karena baru pertama kali bermain-main dengan citra yang memiliki format .tiff jadi aku gatau kalau di format tersebut, citra RGB itu scalenya ga cuma 0 - 1 atau 0 - 255, bisa saja 0 - 3.xx aneh sangat dan harus dinormalize terlebih dahulu. Cuma karena awalnya aku gatau aku juga spent banyak banget waktu buat disana.
Bahkan setelah topik yang sudah ada, sebenarnya ada salah satu masalah lagi dan mungkin masalah ini juga sering dialami oleh praktisi-praktisi deep learning lainnya yaitu masalah dalam melatih model. Melatih model itu memakan waktu yang lumayan dan yang paling sering terjadi adalah saat selesai melatih model dan ternyata ada bug dalam kodingan menyebabkan harus melatih ulang model. Satu saran buatku adalah kalau mau melatih model DL mending dicek dulu kodingannya dibanding langsung dilatih. Aku tipe orang-orang yang biasnaya jalankan dulu baru cek kesalahan, tapi untuk kasus ini, sungguh-sungguh ga efisien.
Akhirnya pas Bulan Desember awal, aku baru mulai menulis. Yup, Aku menulis saat deadline kurang dari 1 bulan, luar biasa memang. Karena aku menulis menggunakan latex (walau ga diwajibkan tetapi karena ak ingin belajar latex). Awal-awalnya cukup terkendala karena minim pengalaman dengan latex tapi apabila sudah terbiasa maka latex sangat efisien. Salah satu hal yang paling kusuka dari latex adalah bisa mereference dengan mudah dengan menggunakan command citep
apabila kita punya bibtexnya buat direference. Saranku sih ga ada salahnya buat menggunakan latex mengerjakan skripsi. Selain itu ada 1 hal lagi yaitu, buat mahasiswa UI yang ingin mengerjakan skripsi, thesis, etc, telah tersedia template tugas akhir yang dapat diakses di sini yang di-mantain oleh Kak Affan.
Oh mumpung sudah bicara soal konteks DL, aku juga mau ngasih saran sesuatu, yaitu mungkin bagi beberapa dari kalian untuk melatih model DL masih menggunakan google colab tapi sebenarnya kalian bisa menggunakan paperspace yang menyediakan GPU NVIDIA P5000 gratis (kalau lagi kosong) tapi karena kebanyakan yang gunain orang Amerika jadi biasnaya baru habis waktu tengah malam saja, jadinya jangan begadang kalau mau pakai GPU ini. Buat yang dari Fasilkom UI sendiri, bisa juga menggunakan alternatif pinjam GPU milik tokopedia yang NVIDIA DGX 1, itu bisa dipinjam secara gratis, buat caranya mungkin bisa minta ke dosbing nanti.
Lanjut lagi, jadi baru pas awal Desember, barulah topik skripsiku benar-benar topik skripsi yang udah final, buat yang belum tau judul skripsiku itu **Perbandingan Generator dan Discriminator pada Conditional Generative Adversarial Network (cGAN) untuk Estimasi Kedalaman Relatif dari Citra Bawah Air **. Nah di awal Desember ini baru mulai terasa produktif karena sudah ada kejelasan topik skripsi.
Sampai titik ini sebenarnya sudah tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi lagi sih, mungkin karena efek deadline yang sudah super dekat juga kali ya makanya otakku tiba-tiba lancar. Pas di Bulan Desember ini aku sudah mulai ngerti cara menggunakan tensorflow, model ini ngapain, kenapa pakai loss function ini, dst. Nulis juga lumayan produktif, walau tentunya pasti banyak revisi juga oleh dosbing selama masa ini. Selain itu sebelum libur natal Bu Mia dan Bu Aruni nanya apakah bakal nulis selama libur natal. Jawabannya tentu saja mau ga mau juga harus tetap nulis orang deadline tinggal mepet banget.
Selama menulis ini, akhirnya dalam kehidupan fasilkomku pertama kali bahkan dua kali sekaligus aku begadang ga tidur mengerjakan skripsi. Aku selama hidup di fasilkom hampir ga pernah ga tidur, aku tipe orang-orang yang mending ga kelar daripada ga tidur, tapi karena skripsi ini super penting (6 sks cui, sama mau lulus juga) jadinya begitulah. Biasanya fenomena begadang ini terjadi H-1 sebelum pertemuan bersama dosbing jadinya malamnya ngerjain skripsi sampai jam 10 pagian lanjut meeting buat jelasin apa yang dikerjain selama semalam terus tidur.
Selain itu, karena butuh referensi menulis skripsi, aku coba meminta skripsi-skripsi dari mahasiswa-mahasiswa terdahulu. Yang ada malah bikin insekyur duluan. Ada yang skrispinya sampai 200 halaman, sedangkan aku, skripsiku pada awalnya hanya sekitaran 30 halaman. Bahkan bab eksperimennya hanya 2 - 3 halaman yang mana sangat sedikit, sehingga perlu banyak tambahan dan memanjang-manjangkan kalimat. Sebenarnya aku pernah berpikir kenapa orang bisa nulis skripsi berpuluh hinga berratus-ratus halaman sedangkan biasa paper hanya sekitaran 10 halaman. Pada akhirnya skripsi akhirku hampir 100 halaman, dimana hampir sekitaran 50 halaman itu isinya cuma foto-foto doang foto model yang diuji ke dataset test dijadikan sebagai lampiran.
Selain itu ada satu isu lagi yang terjadi yaitu saat mengumpulkan skripsi. Kalau ga salah ingat deadline skripsi itu jam 3 sore dan kita butuh tanda tangan dosbing buat submit, tapi karena satu dan lain hal jadinya terlambat. Sebenarnya sudah cukup panik, tapi untungnya jadinya diextend oleh pihak fakultas. Memang deadline jam 3 itu tidak baik :(.
Akhirnya setelah perjuangan panjang, skirpsi akhirnya terkumpul juga. Apakah ini semua sudah berakhir? tentu saja tidak, karena masih akan ada sidang dan revisi skripsi.

Sidang dan Revisi
Setelah dua hari semenjak deadline skripsi di hari Rabu, aku dan Kak Jowin dihubungi Bu Mia buat ditanyakan apakah selasa depan kosong. Aku dan Kak Jowin jawab kosong dan jadilah sidang kami dibikin hari Selasa minggu depannya dimana dalam waktu kurang 1 minggu lagi harus mempersiapkan sidang. Karena waktu itu lagi saat-saatnya UAS dan saat itu aku masih punya 2 UAS lagi di hari Jumat maka jadilah penderitaan yang luar biasa dimana kedua 2 UAS ini ternyata masih punya UAS take home lagi, jadi penderitaan mengerjakan UAS tidak selesai hanya 2 jam tapi harus ada tugas lagi yang dikerjakan di jam UAS dan menyebabkan waktu persaipaan skripsi.
Persiapan skripsi pada awalnya kukira sebagai sesuatu yang sebenarnya cukup mudah karena tentu saja kontennya bisa langsung kopas saja dari skripsi. Tapi yang jadi masalah bukanlah membuat slidenya, tapi mempersiapkan jawaban untuk semua kemungkinan pertanyaan. Saat membuat skripsi jujur, aku ada lumayan banyak definisi-definisi yang belum terlalu kumengerti dan kudalamai seperti persamaan-persamaan cahaya dan sebagainya yang mana aku tinggal ambil persamaan tersebut dan mengatakan bahwa ini berlaku sesuai persamaan ini. Tetapi apabila nanti ditnaya mengapa saat sidang maka aku pasti ga bisa jawab. Jadilah persiapan sidangku mempelajari hal-hal yang aku kurang mengerti di bidang matematikanya. Selain itu slide sidangku juga direview sama Bu Mia dan Bu Aruni sebelum mulai sidang.
Sidangku sendiri nantinya bakal disidang oleh dua orang dosen penguji yaitu Pak sur dan Pak Dadan, untuk Pak Sur sendiri, aku sudah cukup tau karena beliau pernah jadi dosenku dulu di mata kuliah TBA dan aku juga pernah jadi asdos beliau di mata kuliah SDA maupun TBA. Tetapi untuk Pak Dadan sendiri aku kurang tau karena belum pernah diajar sama beliau. Sidangku mulainya jam 10.45, setelah sidang Kak Jowin di jam 9.
Di hari sidangnya, malamnya tentu aku ga berani begadang walau rasanya masih ada persiapan yang kurang. Takut kalau begadang nanti tak punya tenaga pas sidang, jadinya malamnya aku tidur lebih cepat dari biasanya walau tentu aja sulit tidur karena terus mikirin soal sidang. Paginya sekitar jam 9, aku nonton sidangnya Kak Jowin, walau nontonnya juga ga terlalu serius karena masih merasa belum siap buat sidang, jadinya yang ada malah pas sidangnya Kak Jowin aku review persiapanku.
Setelah sidangnya Kak Jowin selesai, akhirnya tiba lah giliranku. Sidangnya itu dibagi menjadi kasarnya 3 sesi, sesi pertama adalah sesi aku presentasi yaitu sekitar 15-20 menit, sesi kedua adalah sesi tanya jawab oleh penguji, jadi diadakan tanya jawab oleh kedua dosen penguji. Dan sesi terakhir adalah sesi penentuan kelulusan, di sesi ini semua penonton disuruh bersama yang diuji disuruh keluar, terus setelah selesai didiskusikan langsung diumumkan mengenai apakah lulus skripsi atau tidak.

Sesi pertama, sesi presentasi. Karena aku punya manajemen waktu yang sangat buruk saat presentasi, maka terpaksa ak harus pasang timer saat presentasi, jadinya aku selalu coba buat mantain waktu buat selesai di sekitaran 15-20 menit. Untungnya ternyata tidak terlalu banyka masalah, cuma masalah kecil kayak tanpa sengaja ketekan tombol end, karena di keyboardku tombol next sama end nya terlalu dekat. Jadinya ketika tekan tombol end harus balik ke slide yang dituju lagi, dan ini juga terjadi lebih dari sekali sih. Selain itu ga ada major problem.
Oh ya sebelum lanjut ke sesi kedua, aku mau coba bahas dikit dulu mengenai mekanisme penonton disini, jadi setiap orang yang bakal diuji skripsinya dikasih link zoom, terus terserah bagi orang ini untuk membagikan ini ke siapa, kalau aku sendiri sih waktu itu cuma bakal bagiin link ini ke orang-orang yang minta saja jadi maaf buat yang pengen nonton tapi ga sadar kalo aku ga ajak, tapi baguslah ga ditonton karena di sesi dua nanti keliatan kenapa.
Oke lanjut lagi ke sesi dua sekarang, jadi di sesi dua ini adalah sesi tanya jawab, awalnya aku bisa jawab la pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tapi ditengah-tengah, pertanyaanya makin sulit dan ternyata persiapanku salah. Aku terlalu fokus sama persiapan matematis sampai lupa kalau pertanyaan-pertanyaan biasa saja belum kusiapin. Salah satu pertanyaan biasa yang sebenarnya cukup simpel adalah "projek skripsi ini buat apa?". Tentu saja kalo di tujuan kita tulisnya untuk mendapatkan model mana yang lebih baik dll, tapi di dunia nyata penelitian ini manfaatnya apa masih kurang dijelasin.
Selain itu ada juga beberapa pertanyaan sulit seperti bagaimana cara machine learning bekerja, bagiamana model bisa lebih ngerti dari kita dan sejenisnnya. Pas pertanyaan-pertanyaan ini rasanya seperti mati kutu. Tiba-tiba pikiran blank dan banyak pertanyaan yang jawabannya jatuhnya rada ngasal dan kurang memuaskan.

Akhirnya setlelah sesi tanya jawab yang kurang memuaskan buatku karena jawabanku terlihat super ngasal. Sesi kedua berakhir, semua penonton disuruh keluar dari zoom, sedangkan aku harus menunggu di breakout room sambil menunggu diskusi dari dosen pembimbing dan penguji. Setelah sekitar 10-15 menit, aku dipersilahkan masuk kembali ke main room dan disana aku diberitahu bahwa aku lulus sidang skripsi ini. Selain itu aku juga diberitahukan soal revisi-revisi yang harus dilakukan untuk mendapatkan nilai. Nilai baru akan keluar setelah semua revisi-revisi dikerjakan. Aku diberikan waktu 1 minggu untuk revisi yang artinya semua ini belum berakhir.
Selesai sidang berakhir, energiku di saat-saat itu benar-benar sudah terkuras habis, selain itu karena besok hari setelah sidangnya ada UAS, jadinya aku belajar mati-matian buat UAS besoknya, benar-benar ga ada istirahatnya gas terus dan jatuhnya begadang lagi. Akhrinya setelah UAS selesai juga, barulah aku mulai mengerjakan revisi.
Selain mengerjakan revisi, kegiatanku selama masa ini adalah menonton teman-temanku lain yang sidang. Kebetulan aku hanya sempat nonton 2 orang yaitu Achir dan Fairuzi. Secara singkat hasil sidang skripsiku, Fairuzi dan Achir dapat dijelaskan melalui gambar di bawah.

Selama mengerjakan revisi-revisi ini, akhirnya aku bisa mulai jauh lebih mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dan jawaban-jawaban yang seharusnya kuucapkan, setidaknya aku mendapat ilmu baru dari hasil sidang kemarin. Hal ini membuatku jauh lebih mengerti skripsiku. Yup nulis skripsi dulu baru ngertiin di akhir-akhir.
Setelah selesai revisi skripsi, hasil revisi skripsi tersebut harus diberikan kepada dosen pembimbing dan dosen penguji untuk mengecek hasil revisi, apabila hasil revisi bagi mereka sudah cukup, maka mereka akan menandatangani halaman pengesahan. Untungnya setelah mengumpulkan revisi ini, tidak ada revisi lain yang perlu dikerjakan, hanya ada sedikit masalah minor saat revisi.
Akhirnya, setelah mendapatkan tanda tangan dari masing-masing dosen, skripsi finalku bisa dikumpulkan di tempat submisi yang disediakan. Berakhirlah sudah perjuangan skripsiku dan akhirnya bisa tidur dengan tenang. Beberapa hari setelah pengumpulan skripsi, akhirnya nilai skripsiku diberitau oleh Bu Mia secara langsung melalui WhatsApp. Hasilnya lumayan memuaskan walau merasa masih banyak yang bisa diperbaiki.
Penutup
Wew, akhirnya selesai juga cerita pengerjaan skripsi ini. Sebenarnya bingung mau nulis apa di penutup. Awalnya mikir buat kasih sedikit saran mungkin buat mahasiswa Fasilkom UI yang bingung apakah ingin mengambil skripsi atau tidak, tetapi karena kurikulum baru mewajibkan semua mahasiswa mengambil TA maka sepertinya pilihan untuk melakukan skripsi itu sangat tinggi kemungkinannya.
Mungkin satu hal yang bisa aku sarankan bagi kalian yang ingin ambil skripsi, kerjakanlah dengan serius. Beneren, berbeda dengan tugas kuliah lainnya dimana kalian tidak bertanggung jawab kepada siapapun kecuali diri kalian sendiri, saat kalian mengambil skripsi, secara ga langsung kalian harus bertanggung jawab sama dosen pembimbing kalian. Aku dari dalam hati sendiri cukup menyesal karena engga bisa memberikan yang terbaik ke dua dosen pembimbingku Bu Mia dan Bu Aruni dengan skripsiku yang terlihat super ngasal-ngasalan ini. Masih ada rasa ga enak dalam diriku yang mengecewakan mereka. Ini juga jadi salah satu alasan terbesarku menyesal mengambil skripsi.
Selain itu, aku rasa skripsi adalah hal yang menarik untuk dicoba. Banyak hal yang bisa dipelajari dari skripsi, secara hard skill, kalian mungkin bakal belajar gimana cara baca paper yang baik dan benar. Selan itu belajar menulis laporan juga, apalagi kalau pakai latex mungkin bisa belajar pake latex. Selain itu kalau mau S2 kata orang juga setidaknya lebih ada pengalaman menulis dibanding tidak mengerjakan skripsi (masih pakai kata orang, karena aku aja belum tentu bakal S2).
Btw buat yang penasaran dengan isi skripsiku. Jujur aku gatau apakah skripsiku boleh disebarluaskan atau tidak, tetapi mungkin bagi yang mahasiswa fasilkom bisa coba pinjam ke perpus walau jujur ak ga recommend kalian buat baca skripsiku karena masih banyak skripsi lain yang jauh lebih bagus dari yang kubuat. Selain itu aku ada buat sedikit ringkasan skripsiku di sini.
Untuk saran skripsi, sepertinya cukup sampai di sana saja, aku mau cerita-cerita hal yang cukup menarik dari aku ngambil skripsi ini. Jadi ceritanya setelah ngambil skripsi, ternyata ada perusahaan deep learning di bidang pengolahan citra juga yang tertarik melihat judul skripsiku. Mereka malah mau menawarkan interview di bidang research engineer. Gila aja, aku ngerjain skripsi ga benar, mau kerja di bidang riset. Untungnya ditolak, jujur kalau misalnya diterima aku juga ga yakin bakal berani buat ngambil bidang itu wkwk.
Ya sudah deh, cukup sampai disini aja blogku, setidaknya untuk yang super terkahir kali, aku ingin berterima kasih kepada dosen pembimbingku Bu Mia dan Bu Aruni yang sudah membimbingku dalam mengerjakan skripsi ini, teman-teman dekatku yang sudah jadi support system yang luar biasa hingga aku bisa sampai di titik ini. Kepada semua orang juga yang sudah secara langsugn dan tidak langsung membantuku dalam mengerjakan skripsi ini. Aku ucapkan terima kasih.
Sampai jumpa di blog lainnya :D.